Mengenal Sejarah Stadion Sriwedari dan Manahan Solo
Warga Solo atau pun Pasoepati, siapa
yang tidak kenal dengan stadion Sriwedari dan stadion Manahan Solo? Dua
bangunan tersebut merupakan kandang dari tim Persis Solo. Sebelum
berdirinya Gelora Manahan, Persis Solo menggunakan stadion legendaris
Sriwedari sebagai kandangnya. Tapi tunggu dulu, selain Persis ada klub
Solo lainnya yang juga berkandang di stadion Sriwedari, klub tersebut
adalah Arseto Solo.
Setelah Gelora Manahan berdiri dan
diresmikan di awal tahun 1998, praktis semua kegiatan olah raga di kota
Solo terpusat di tempat tersebut. Hanya saja, klub Persis Solo tetap
menjadikan stadion Sriwedari sebagai kandangnya. Sementara Arseto, di
tahun 1998 malah membubarkan diri seiring dengan bubarnya kompetisi.
Pada umumnya, penikmat sepakbola Solo
hanya tahu stadion Sriwedari dan stadion Manahan sebagai kandang Persis
Solo atau Arseto. Namun, tak banyak dari mereka yang mengetahui tentang
sejarah kedua stadion tersebut yang notabenenya memiliki nilai-nilai
sejarah dan kebanggaannya masing-masing. Berikut ini kami sajikan
sejarah dan kebanggaan apa aja yang dimiliki oleh stadion Sriwedari dan
stadion Manahan Solo.
Stadion Sriwedari
Stadion Sriwedari merupakan stadion
tertua di Indonesia. Stadion legendaris ini mempunyai peranan yang besar
baik dalam bidang olah raga maupun sejarah perjuangan fisik bangsa
Indonesia. Stadion Sriwedari merupakan stadion pertama yang dibangun
oleh bangsa Indonesia. Sementara stadion-stadion lainnya saat itu
dibangun oleh orang-orang Belanda. Sejarah berdirinya stadion Sriwedari
diawali di tahun 1932. Ketika itu, Sri Susuhunan Paku Buwono X dari
Keraton Surakarta memiliki inisiatif membangun sebuah stadion untuk
kegiatan olah raga kerabat kraton dan kalangan pribumi.
Di kota Surakarta saat itu, atlet sepak
bola Bumiputra hanya diperbolehkan bermain sepak bola di lapangan
alun-alun kidul, tanpa menggunakan alas kaki. Melihat perlakuan yang
tidak adil tersebut, membuat R.M.T Wongsanegoro mengusulkan kepada Raja
Surakarta agar membangun stadion sendiri yang dikhususkan untuk
menampung atlet sepak bola Bumiputra. Kemudian Raja Surakarta yang
berkuasa saat itu langsung menyetujuinya dan memberikan lokasi di kebun
Suwung, kelurahan Sriwedari. Perencana stadion Sriwedari dipercayakan
kepada Mr. Zeylman dengan menghabiskan biaya sebesar 30000 gulden.
Sementara pelaksana proyek pembangunannya dilakukan oleh R. Ng.
Tjondrodiprojo dengan dibantu 100 pekerjanya dan memakan waktu selama 8
bulan. Stadion Sriwedari yang berbentuk oval dan dilengkapi dengan
lintasan atletik dan lampu sorot di setiap sudut ini akhirnya selesai
dibangun pada tahun 1933.
Di tahun 1948 atau tepatnya tanggal 8-12
September, stadion Sriwedari dipakai sebagai tempat penyelenggaraan
Pekan Olah raga Nasional (PON) yang pertama. Kemudian selang setahun
kemudian, di tahun 1949, stadion Sriwedari digunakan sebagai tempat
dilakukannya serah terima kekuasaan pemerintah pendudukan Belanda atas
kota Surakarta kepada pemerintah Republik Indonesia. Karena nilai
sejarahnya yang sangat besar tersebut, kemudian stadion Sriwedari
dilakukan pemugaran pada tahun 1982. Tujuan dari pemugaran tersebut
adalah untuk memulihkan kembali stadion Sriwedari menjadi seperti
semula. Menjadi sarana kegiatan olah raga yang lebih baik. Konsep dari
pemugaran stadion Sriwedari sendiri meliputi perbaikan area stadion
sebagai stadion olah raga sepak bola, lintasan lari maupun lompat jauh.
Selain itu juga dilakukan perbaikan area taman parkir stadion dari yang
awalnya adalah area kebun binatang dan juga pembuatan pemukiman
olahragawan atau mess atlet.
Pada tanggal 4 Agustus 2003, pemerintah
kota Solo di bawah pimpinan walikota Slamet Suryanto mengubah nama
stadion Sriwedari menjadi Stadion R. Maladi. Pengubahan nama tersebut
atas usulan paguyuban eks Tentara Pelajar Brigade 17 Surakarta sebagai
wujud penghormatan atas jasa-jasa mantan Menteri Olahraga yang sekaligus
desainer stadion tersebut. Semula nama R. Maladi akan diabadikan
sebagai nama stadion Manahan, namun karena alasan kesejarahan, Pemkot
Solo akhirnya memutuskan untuk menggantikan nama stadion Sriwedari. Dan
pada November 2011 di bawah kepemimpinan walikota Joko Widodo,
pemerintah kota Solo mengembalikan lagi nama stadion R. Maladi menjadi
stadion Sriwedari.
Data Teknis dan Fasilitas Stadion
- Luas seluruh komplek Stadion 58.579 m2
- Luas Stadion 24.011 m2
- Ukuran lapangan sepakbola 70 x 100 m2
- Stadion Sriwedari memiliki 5 pintu masuk yang mengelilingi area Stadion.
- Di dalam Stadion Sriwedari terdapat tribun tertutup di sisi Barat untuk penonton VIP dan umum, tribun terbuka di Timur , Utara dan Selatan. Kapasitas tribun VIP 250 orang, tribun tertutup umum 1.125 orang, tribun terbuka 10000 orang. Total kapasitas Stadion Sriwedari berkisar 12.000 orang.
- Di bawah tribun tertutup VIP terdapat kantor pengelola Stadion dan 2 ruang ganti pemain lengkap dengan kamar mandi.
- Luas area parkir dapat menanpung 250 kendaraan bermotor roda empat dan 400 kendaraan roda dua.
- Terdapat 3 tiketbox untuk melayani pembelian tiket masuk.
- Terdapat 2 lampu penerangan Stadion, 400 lux
Stadion Manahan
Bangunan besar bercat putih yang
terletak di jalan Adi Sucipto tersebut, adalah salah satu bagian dari
fasilitas yang terdapat di kompleks Gelora Olah Raga Manahan. Nama
Manahan sendiri diambil dari nama sebuah kelurahan yang berada di
kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan itulah stadion Manahan
berdiri kokoh diantara bangunan sekitarnya yang telah terisi dengan
perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang terbuka hijau dan jalan raya
dengan deretan pohon cemara di pinggirnya.
Stadion Manahan Surakarta adalah
persembahan dari yayasan Ibu Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai sejak
tahun 1989 dengan menggunakan luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan
luas bangunan 33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun lamanya untuk mengubah
sebuah lahan kosong menjadi bangunan kokoh stadion Manahan. Dan tepat
pada hari Sabtu tanggal 21 Februari 1998, stadion Manahan akhirnya
diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam pengelolaan
stadion Manahan, pemerintah kota Surakarta menyerahkannya kepada
Yayasan Gelora Surakarta.
Stadion Manahan Surakarta merupakan
salah satu stadion berstandar Internasional yang ada di Indonesia.
Selain memiliki fasilitas tribun terbuka di sisi timur, selatan dan
utara, stadion Manahan juga dilengkapi dengan tribun tertutup (VIP) di
sisi tribun bagian barat, lengkap dengan kursi penonton. Kapasitas di
tribun stadion Manahan mampu menampung jumlah penonton hingga mencapai
35.000 orang.
Fasilitas lain yang menjadi satu dengan
bangunan stadion Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat
jauh, tenis meja, latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan,
ruang sekretariat, ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan
di kompleks Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia
malah terbilang lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan
tenis, balap sepeda, bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja,
ruang bilyard, 3 buah lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR).
Dilihat dari letak geografisnya,
keberadaan stadion Manahan di kota Solo terbilang sangat strategis.
Berdiri megah di tengah-tengah pusat kota, berdekatan dengan bandar
udara, perhotelan, jalan raya dan pusat perbelanjaan, menjadikan stadion
Manahan sebagai salah satu tempat yang sangat representatif dalam
menggelar event-event olah raga berskala nasional maupun internasional.
September 2008, stadion Manahan terpaksa
ditutup karena tengah dilakukan renovasi stadion. Proyek renovasi
drainase lapangan yang menelan biaya sekitar 1,6 miliar rupiah adalah
untuk menghilangkan image negatif dari stadion Manahan sebagai stadion
pelanggan banjir. Semua permukaan lapangan mengalami perombakan dan
perbaikan. Rumput hijau yang menutup permukaan lapangan, semuanya
dicabut digantikan dengan rumput jenis baru. Jenis rumput Dactylon
Cynodon (rumput bermuda) sengaja didatangkan dari Batam untuk ditanam di
lapangan stadion Manahan. Jenis rumput tersebut sama dengan jenis
rumput yang tertanam di lapangan Stadion Sultan Agung, Bantul. Dactylon
Cynodon adalah jenis rumput yang bukan standar yang ditentukan oleh FIFA
untuk lapangan sepak bola, karena jenis rumput tersebut biasa digunakan
untuk lapangan golf. Sedangkan konstruksi drainase lapangan Manahan
yang terdiri dari pipa-pipa dan kain filter pasir, terpaksa didatangkan
dari negara tetangga, Malaysia.
Untuk menutup permukaan lapangan,
dibutuhkan pasir sebanyak 1600 m3. Pasirnya sendiri didatangkan dari
pantai Samas Yogyakarta, yang tidak banyak memiliki kandungan garam.
Dari proyek renovasi tersebut, akhirnya stadion Manahan berhasil melepas
predikat buruknya sebagai stadion pelanggan banjir. Sekarang, meski
hujan deras mengguyur dari atas stadion, lapangan Manahan tidak akan
lagi tampak genangan air yang bisa menyebabkan banjir. Hal ini pun
menghapus julukan stadion Manahan yang sebelumnya kerap disebut stadion
pelanggan banjir.
Juli 2009, setelah menunggu hingga
berbulan-bulan, akhirnya seluruh rangkaian renovasi stadion Manahan
telah rampung dikerjakan. Stadion Manahan pun kembali dibuka dan
difungsikan. Pekan Olah Raga Provinsi Jawa Tengah (PORPROV JATENG) 2009,
menjadi event pertama yang digelar di stadion Manahan pasca stadion
tersebut mengalami renovasi.
Data Teknis dan Fasilitas Stadion:
- Luas area komplek Stadion 170.000 m2.
- Luas bangunan Stadion 33.300 m2
- Ukuran lapangan Stadion 75 x 111 m2
- Lintasan lari, atletik dan lompat jauh.
- Gerbang masuk area komplek Stadion 5 buah.
- Pintu masuk Stadion 4 buah.
- Pintu masuk penonton di tribun 24 buah.
- Jarak pagar ke penonton 20 m
- Daya penerangan 53.000 watt
- Di tribun tertutup terdapat ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan, ruang konfrensi pers, ruang wasit, 2 ruang ganti pemain lengkap dengan toilet dan ruangan pemanasan pemain.
- Total toilet di tribun penonton 32 unit.
- Di bawah tribun Stadion terdapat perkantoran pengelola Stadion, kantor KONI Surakarta, kantor KPU Kota Surakarta, kantor EXA International, Kantor Tarung Drajat, Kantor Granat. Juga terdapat ruang latihan Yudo dan tenis meja.
- Luas area parkir Stadion Manahan mampu menampung 2.300 motor dan 300 mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar